Halaman

Kamis, 07 April 2011

Pencegahan Semburan Dari Luar Pipa

Pencegahan Semburan Dari Luar Pipa : Hydril Ram Type BOP

Hydril type ram relatif baru di industri pemboran tetapi telah mulai banyak dipakai saat ini. PSL tipe ram dari hydril terdapat dua tipe yaitu PSL Hydril tipe V Ram untuk tekanan kerja 2000, 3000, 5000 psi dan PSL Hydril X ram untuk tekanan kerja 10.000 psi ke atas.
Prinsip operasi dan kelebihan/keuntungan-keuntungan dari PSL tipe ini mirip dengan PSL Shaffer tipe LWS & SL dengan perbedaan yang prinsip pada Hydril yaitu sistem penguncinya terdapat pada bagian upper seal set dan konstruksi dari ramnya.
Sistem penguncian ada dua jenis yaitu manual lock dan automatic multi position locking.

Manual Locking
Mempunyai cara operasi dan konstruksi relatif sama dengan PSL Shaffer. Ulir-ilir untuk mengunci berada dalam bagian yang terlindung dan rapat untuk mencegah karat.
Untuk mengunci dapat dilakukan setelah ram menutup dan diputar ke kanan sampai penuh atau dapat pula dipakai sekaligus untuk menutup ram dan menguncinya dengan cara serupa di atas. Untuk membuka ram kunci harus dibuka dahulu dengan memutar ke kiri sampai penuh kemudian ram dibuka dengan tekanan hidrolik.

Ram Assembly
Ram assembly terdiri dari front packer dan upper seal. Untuk membongkar dan memasang front packer dan upper seal adalah sama dengan prosedur reparasi ram assembly dari Cameron tipe U.

Pencegahan Semburan Dari Dalam Pipa

Pencegahan Semburan Dari Dalam Pipa

Inside Blowout Preventer atau Pencegah Semburan Liar Dari Dalam Pipa ialah peralatan-peralatan yang tergolong dapat mencegah terjadinya semburan dari dalam sumur melalui dalam pipa bor bila terjadi kick. Terdapat beberapa jenis peralatan yang tergolong jenis ini yang harus dimiliki oleh setiap rig pemboran dan peralatan ini harus selalu dalam kondisi baik dan siap untuk dipergunakan. Yang termasuk dalam kelompok peralatan ini dan dipasang ditempat tertentu adalah upper dan lower kelly cock, drill float valve, drop in check valve, safety valve (full open type valve), inside blowout preventer, drop in check valve, regan fast shut off coupling.

Upper Kelly Cock
Upper kelly cock disebut juga upper kelly valve atau disebut kelly cock saja. Ia dipasang diantara kelly joint dan swivel dan memiliki ulit kiri. Fungsi dari kelly cock adalah untuk mengisolasi lumpur dari drill stem dengan swivel, rotary hose dan stand pipe bila terjadi kebocoran atau untuk mencegah pecahnya peralatan tersebut karena tekanan dari sumur yang tinggi. Dengan adanya kelly cock memungkinkan untuk mereparasi dan mengganti peralatan di swivel dan lain-lain pada saat sumur ada tekanan atau sedang terjadi kick.

Kelly cock harus memiliki tekanan kerja sama atau lebih besar dari blowout preventer yang dipakai dan harus mempunyai diameter pembukaan sama dengan kelly. Kelly cock umumnya tersedia dengan tekanan kerja 5.000 dan 10.000 psi dan mampu menahan berat string.Untuk mengoperasikan kelly cock diperlukan wrench (kunci) tertentu dan disarankan dioperasikan buka tutup dan diuji secara periodik untuk mencegah kemacetan dan kebocoran.

Lower Kelly Cock
Lower Kelly Cock disebut juga Kelly Valve, ia dipasang di bawah kelly dan dipakai bila upper kelly cock rusak dan adakalanya untuk mencegah lumpur dari kelly berjatuhan saat melepas kelly.

Safety Valve
Safety Valve adalah merupakan jenis ball valve atau kerangan bola yang dapat terbuka penuh (full open ball type safety valve) sehingga dapat lebih mudah untuk dipasang pada kondisi ada aliran dalam string.
Safety valve dapat dibuat dari lower kelly cock yang kemudian dilengkapi dengan tangkai yang dapat dengan mudah dilepas kembali. Pada praktek pemakaiannya setelah safety valve terpasang dan kemudian valve ditutup maka selanjutnya tangkai pembantu untuk pemasangan dapat dilepas. Safety valve harus selalu siap di lantai bor dalam keadaan valve posisi terbuka dan memiliki connection atau sambungan yang sesuai dengan connection atau sambungan yang dipergunakan di drill stem (rangkaian pipa bor). Selain itu kunci penutupnya harus juga telah siap di dekat tempat meletakkan safety valve dan mudah dijangkau untuk mengambilnya.

Inside BOP
Inside BOP merupakan salah satu dari dua type untuk menutup semburan dari dalam string selama stripping saat kelly sedang di kelly hole. Inside BOP merupakan type float dimana ia memiliki check valve (valve insert), sehingga tetap memiliki hambatan untuk mengalirnya semburan lumpur meskipun dalam posisi terbuka. Oleh karena itu inside BOP lebih susah dipasang pada string yang sudah menyembur. Untuk memudahkan pemasangan inside BOP pada kondisi ada semburan tersebut maka perlu dipasang terlebih dahulu safety valve.
Inside BOP harus senantiasa tersedia di lantai bor pada keadaan valvenya terbuka dan apabila telah dipasang pada string, valve release rod lock screw harus diputar ke kiri sampai valve release rod terbebas agar dpat berfungsi sebagai check valve.
Selanjutnya release tool (bagian atas inside BOP) harus dilepas agar inside BOP tersebut dapat disambungkan dengan drill stem untuk dapat melakukan pekerjaan stripping.

Drop In Check Valve
Drop in check valve disebut juga pump down atau drop in dart type yang berfungsi untuk mencegah aliran balik dalam string inside BOP. Drop check valve ini memerlukan sub khusus yaitu Landing Sub yang dipasang cross over drill collar. Pencegah semburan type ini diperlukan untuk pekerjaan stripping khususnya operasi stripping out. Type ini tergolong dapat diambil kembali dengan wire line dan walaupun ada pula yang tidak dapat diambil dengan wireline.

Drill Pipe Float Valve
Drill float valve sering disebut bit float valve berfungsi sebagai check valve yang terletak di ujung drill stem di atas bit. Pada dasarnya ada bermacam jenis bit float valve dan salah satu diantaranya flapper type check valve.
Bit float ini berfungsi untuk mencegah aliran balik lumpur selama operasi drilling tripping dan untuk mencegah blowout akibat swab effect saat mencabut directional survey instrument atau alat lain dari dalam drill stem.
Bit float valve ini dapat aus akibat aliran lumpur selama sirkulasi sehingga tidak dapat berfungsi sempurna. Oleh karena itu meskipun telah terpasang bit float valve masih perlu peralatan pencegah semburan dari dalam string yang lainnya seperti safety valve dan inside BOP untuk operasi stripping dan lain-lain.
Salah satu type yang umum juga dipakai adalah Vented Flapper. Type ini memungkinkan untuk dapat membaca secara langsung besar tekanan tutup drill pipe (SIDPP) saat PSL ditutup. Disamping itu type ini juga dapat untuk mengurangi atau memperkecil bila ada aliran balik lumpur saat terjadi kick, sehingga dapat membantu mempermudah pemasangan safety valve ataupun inside BOP.

Selasa, 05 April 2011

Identifikasi Lubang Bor

Identifikasi Lubang Bor....
kualitas sumur.
Tujuan utama evaluasi formasi yaitu :
• Identifikasi reservoir
• Perkiraan cadangan hidrokarbon di tempat
• Perkiraan perolehan hidrokarbon
Penilaian formasi salah satunya dapat dilakukan dengan interpretasi secara pintas (quick look). Penilaian formasi dilakukan dengan interpretasi memakai 3 log, yaitu:
1. Log yang menunjukan zona permeable
Ø Log SP ( Spontaneous Potential Log )
Ø Log GR ( Gamma Ray Log )
2. Log yang mengukur resistivitas formasi
Ø IDL / LLD (Log Deep Resistivity )
Ø ILM / LLM (Log Medium Resistivity)
Ø MSFL (Micro Resistivity Log)
3. Log yang mengukur porositas
Ø Log Density (RHOB)
Ø Log Neutron (NPHI)
Ø Log Sonic (DT)
Logging dilakukan dengan memasukkan suatu alat ke dalam lubang bor, dimana lubang bor tersebut memiliki kondisi yang tertentu. Sehingga defleksi kurva – kurva log yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kondisi lubang bor tersebut dan Lumpur yang digunakan.

II.2 Log - log Yang menunjukan Zona Permeabilitas
II.2.1 Log SP (Spontaneous Potential Log )
Log SP merupakan rekaman nilai beda potensial (millivolt) yang timbul dari suatu elektroda yang bergerak di dalam lubang bor dan elektroda yang tetap / berada di permukaan. Elektroda ini bergerak melewati berbagai jenis batuan yang berbeda sifat dan kandungan fluidanya.
Perbedaan salinitas antara Lumpur dan fluida di dalam batuan menyebabkan terjadinya defleksi negative dan positif kurva SP yang melewati suatu batuan permeable. Defleksi terbentuk akibat adanya hubungan antara arus listrik dengan gaya – gaya elektromotif ( elektrokimia dan elektrokinetik ) dalam formasi.
Pada Lapisan lempung / shale, Kurva SP menunjukan garis lurus yang disebut “Shale Base Line” ( SBL ) atau garis dasar serpih. Pada formasi yang permeable kurva SP menjauh dari shale base line dan mencapai garis konstan pada lapisan permeable yang cukup tebal. Penyimpangan SP dapat ke kiri atau ke kanan tergantung pada kadar garam dari air formasi dan filtrate Lumpur.
Pada aplikasinya log SP digunakan sebagai berikut :
1. Untuk identifikasi lapisan – lapisan yang permeable
2. Mencari batas – batas lapisan permeable dan korelsi antar sumur berdasarkan batas lapisan itu
3. Menentukan nilai resistivitas air formasi, Rw
4. Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih / sebagai clay indicator
5. sebagai reference kedalaman untuk semua log

II.2.1.1 Prinsip Kerja Log SP
Pengukuran log SP dilakukan dengan cara menurunkan / memasang suatu alat / tool ke dalam lubang dan di permukaan. Dimana suatu elektroda diturunkan ke dalam lubang sumur lalu alat tersebut akan merekam potensial listrik pada berbagai titik dengan reference potensial elektroda di permukaan tanah. Lumpur yang digunakan harus bersifat conductif. Logging speed yang dicapai alat ini bisa mencapai 1500 m/hr.
II.2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Log SP
Log SP memiliki kelebihan – kelebihan sebagai berikut :
1. Bereaksi hanya pada lapisan permeable
2. Mudah pengukurannya
3. Sebagai indicator lapisan permeable dan non permeable
4. Dapat menentukan batas antara lapisan permeable dan non permeable
Adapun kekurangan – kekurangan dari log SP yaitu :
1. Tidak bekerja pada oil base mud
2. Tidak bereaksi bila Rmf = Rw
3. Dapat terpengaruh arus listrik
4. Tidak berfungsi baik pada formasi karbonat

II.2.2 Log GR (Gamma Ray)
Log Gamma Ray (GR) merupakan hasil suatu pengukuran yang menunjukan besaran intensitas radioaktif yang ada dalam formasi. Log GR biasanya ditampilkan pada kolom pertama, bersama – sama dengan kurva log SP dan Calliper. Biasanya diskala dari kiri ke kanan dalam 0 – 100 atau 0 – 150 GAPI.
Pengukuran GR dilakukan dengan jalan memasukkan alat detektor ke dalam lubang bor. Formasi ytang mengandung unsur – unsur radioaktif akan memancarkan radiasi radioaktif dimana intensitasnya akan diterima oleh detektor dan dicatat dipermukaan.
Oleh karena unsur – unsur radioaktif ( pothasium ) banyak terkandung dalam lapisan shale / clay, maka Log GR sangat berguna berguna untuk mengetahui besar / kecilnya kandungan shale dalam lapisan permeable. Dengan menarik garis GR yang mempunyai harga maksimum dan minimum pada suatu penampang log maka kurva log GR yang jatuh diantara kedua garis tersebut merupakan indikasi adanya lapisan shaly.
Adapun kegunaan log GR secara keseluruhan diantaranya yaitu :
• Evaluasi kandungan serpih Vsh ( volume lempung )
• Menentukan lapisan permeable
• Evaluasi bijih mineral yang radioaktif
• Evaluasi lapisan mineral yang bukan radioaktif
• Korelasi log pada sumur berselubung
• Korelasi antar sumur

II.2.2.1 Prinsip Kerja log GR
Di alam terdapat banyak bahan dasar yang secara alamiah mengandung radioaktifitas, yaitu Uranium (U), Thorium (Tho) dan Potasium (K). Radioaktifitas GR berasal ketiga unsur radioaktif tersebut yang secara kontinyu memancarkan GR dalam bentuk pulsa – pulsa energi radiasi tinggi. Sinar gamma ini mampu menembus batuan dan dideteksi oleh sensor sinar gamma yang umumnya berupa detektor sintilasi. Setiap GR yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter yang direkam adalah jumlah dari pulsa yang tercatat per satuan waktu (cacah GR).
Alat untuk mengukur GR ada dua macam, yaitu :
1. Standart Gammaray Tool (SGT)
2. Natural Gammaray Spectometry Tool (NGT)
SGT mengukur semua GR alamiah yang timbul, depth of investigation SGT kira – kira 10 inchi dan vertical resolutionnya 10 inchi sedangkan NGT selain mengukur semua GR, juga mengukur energi GR dan menentukan konsentrasi 3 macam elemen radiaktif yang biasa ada di alam yaitu ; Uranium (Ur235/238), Potassium (isotop 19K40), Thorium (Th 232) dimana depth of investigationnya kira – kira 15 inchi dan vertical resolutionnya 15 inchi. Adapun alat lain yang digunakan yaitu Induced Gammaray Tools, dalam alat ini dipasang sebuah sumber radioaktif yang memancarkan gammaray dengan energi tinggi. Contohnya adalah alat density log, seperti ; FDC – Formation Density Compensated, dan LDT – Litho Density Tool.

II.3 Log – log Yang Mengukur Zona Resistivitas
Log resistivitas mengukur nilai resistivitas batuan ( solid dan fluida di dalamnya ) yang diperlukan untuk menentukan nilai saturasi air.
Log pada zona resistivitas ada tiga macam, yaitu :
1. Log Deep Resistivity
Log Deep Resistivity yaitu Log yang digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona uninvated / zona yang tidak terinfasirentangnya sekitar > 3 feet, dimana log ini terbagi menjadi dua maca berdasarkan lumpur yang digunakan saat pemboran, yaitu :
- Induction Deep Log ( ILD ), yang mana digunakan jika lumpur yang digunakan fresh water base mud ( air tawar )
- Lateral Deep Log ( LLD ), yang mana digunakan jika lumpur yang digunakan salt water mud ( air asin )


2. Log Medium Resistivity
Log Medium Resistivity yaitu log yang digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona transisi rentangnya sekitar 1.5 – 3 feet. Log ini terdiri dari dua macam, yaitu :
- Induction Medium Log ( ILM ), yang mana digunakan jika lumpur yang digunakan water base mud
- Lateral Medium Log ( LLM ), yang mana digunakan jika lumpur yang digunakan salt water mud

3. Log Shallow Resistivity (MSFL dan SFLU)
Log Shallow Resistivity biasa menggunakan log MSFL, yang digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona yang terinfasi mud filtrate rentangnya sekitar 1 – 6 feet.
Pada aplikasinya semua kurva log deep, medium, dan shallow direkam memakai electrodes atau coils yang dipasang pada mandrel silindris, dan ditempatkan kurang lebih secara centralized dalam lubang sumur. Alat micro resistivitas memakai sensor yang dipasang pada tapak / pad yang dipaksa menempel pada dinding lubang selama survey.

II.3.1 Log Induction
Log Induction yaitu log yang bekerja pada lumpur air tawar dengan resistivitas formasi < 200 0hm – m, dan Rmf / Rw > 2.0. Alat induction menentukan resistivitas dengan cara mengukur konduktivitas batuan. Dalam kumparan transmitter dialirkan arus bolak balik berfrekuensi tinggi dengan amplitude konstan yang akan menimbulkan medan magnet dalam batuan. Medan magnet ini menimbulkan arus Eddy atau arus Foucault pada gambar di bawah. Besarnya arus ini sama dengan konduktivitas batuan.

Dapat diketahui bahwa lebih baik menggunakan alat induction log jika :
Rmf / Rw > 2.5
Rt < 200 ohm – m
Tebal lapisan lebih dari 10 feet
Bila porositas ada di bawah garis Rw, Tapi Rmf / Rw masih > 2.5 maka alat lateralog di anjurkan untuk dipakai.

II.3.2 Lateral Log
Alat lateral log yang direkayasa untuk mengukur resistivitas batuan yang dibor dengan salty mud atau Lumpur yang sangat konduktif serta dipakai untuk mendeteksi zona – zona yang mengandung hidrokarbon. Selain dengan salty mud, log lateral akan bekerja denga baik pada resistivitas formasi yang > 200 ohm – m dengan Rmf / Rw < 2.0, dimana besarnya lubang bor > 12 inchi, dengan ketebalan lapisan kurang dari 10 feet serta deep invasion ( > 40 inchi ).
Sonde pada alat resistivity ini memiliki elektroda penyangga (bucking electrode) untuk memfokuskan arus survey dan memaksanya mengalir dalam arah yang tegak lurus terhadap sonde. Arus yang terfokuskan ini memungkinkan pengukuran dilakukan pada batuan dengan arah yang lebih pasti.
Ini merupakan perbaikan terhadap pengukuran yang memakai arus yang tidak terfokus, yaitu alat ES (Electrical Survey) yang terdahlu, dimana arus survey lebih suka mengalir dalam Lumpur karena resistivitas lumpur yang lebih rendah dari resistivitas batuan.
Alat Lateral log dipakai untuk survey dalam sumur berisi mud ber – resistivitas rendah serta dalam batuan yang resistivitasnya tinggi. Alat Lateralog dapat secara akurat mengukur resistivitas batuan dalam kisaran 0.2 – 40000 ohm-m.

II.4 Log - log Yang Mengukur Zona Porositas
Untuk mengukur besarnya porositas pada suatu zona tertentu, digunakan tiga macam log, yaitu :
II.4.1 Log Densitas
Log density merupakan kurva yang menunjukan nilai densitas (bulk density) batuan yang ditembus lubang bor, dinyatakan dalam gr / cc. Besaran densitas ini selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai porositas batuan tersebut. Log density bersama - sama dengan log neutron digunakan untuk mendeteksi adanya hidrokarbon.
Alat density yang modern juga mengukur PEF (Photo Electric Effect) yang berguna untuk menentukan lithologi batuan, mengidentifikasi adanya heavy minerals dan untuk mengevaluasi clay
Alat ini bekerja dari suatu sumber radioaktif dari alat pengukur dipancarkan sinar gamma denga intensitas energi tertentu (umumnya 0.66 mev) menembus formasi / batuan. Batuan terbentuk dari butiran mineral – mineral yang tersusun dari atom – atom yang terdiri dari proton dan electron. Partikel sinar gamma akan membentur electron – electron dsalam batuan, sehingga mengalami pengurangan energi (loose energi). Energi yang kembali (setelah mengalami benturan) akan diterima oleh detector, terpasang dalam sebuah protector berbentuk silinder sepanjang 3 ft,yang selalu menempel pada dinding sumur. Intensitas energi yang diterima pada dasarnya berbanding terbalik dengan kepadatan electron. Makin lemah energi yang lembali maka makin banyak electron – electron dalam batuan, yang berarti makin banyak / padat butiran / mineral penyusun batuan per satuan volume.
Besarkecilnya energi yang diterima oleh detector tergantung dari :
• Densitas matriks batuan
• Porositas batuan
• Densitas kandungan yang ada dalam batuan

II.4.2 Log Neutron
Log porositas yang bersama – sama dengan dengan log densitas digunakan untuk menentukan porositas dan kandungan fluida yang ada di dalamnya. Alat neutron dipakai untuk menentuka primary porosity batuan, yaitu ruang pori – pori batuan yang terisi air, minyak bumi, atau gas.
Cara kerja alat ini yaitu sumber radioaktif Am241Be memancarkan partikel neutron kedalam batuan dengan energi kira – kira 5 Mev. Setelah partikel neutron berbenturan dengan batuan, energi neutron ini berkurang sampai ke level 0.1 – 10 eV (level ephitermal). Karena massa hidrogen yang sama dengan massa neutron, atom hidrogen punya kemampuan paling besar dalam memperlambat partikel neutron dibanding atom- atom lain dalam batuan. Kemudian partikel–partikel neutron yang kembali ditangkap dan dihitung oleh detektor dalam alat pengukur. Kecepatan detektor dalam menghitung partikel–partikel neutron dipengaruhi oleh adanya konsentrasi hidrogen.
Dua buah detektor thermal dipasang 1 – 2 ft di atas sumber radioaktif. Ratio antara jumlah jumlah – jumlah pulsa ( Nn / Nf ) merupakan fungsi porositas. Ratio ini mempunyai pengaruh lubang sumur yang berkurang dan kedalaman penetrasi yang lebih jauh dibanding dengan sistem satu detektor.
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap Kurva ØN, yaitu :
• Shale / clay
• Kekompakan batuan
• Kandungan air asin / tawar
• Kandungan minyak Kandungan gas
Hal ini tentang defleksi kurva log neutron, semakin ke kanan defleksi kurva maka semakin banyak hidrokarbon yang terkandung, defleksi yang terjauh maka mengindikasikan adanya gas.

II.4.3 Log Sonic
Log sonic merupakan log yang digunakan untuk mendapatkan harga porositas batuan sebagaimana pada log density dan log neutron. Log sonic menggambarkan waktu kecepatan suara yang dikirimkan / dipancarkan ke dalam formasi hingga ditangkap kembali oleh receiver.
Kecepatan suara melalui formasi batuan tergantung terutama oleh matriks batuan serta distribusi porositasnya. Kecepatan suara pada batuan dengan porositas nol dinalakan kecepatan matriks ( Dtma ), untuk beberapa batuan :
Dtma pasir lepas = 55.5 msec / ft
Dtma batu pasir = 51.0 msec / ft
Dtma batu gamping = 47.5 msec / ft
Dtma dolomite = 43.5 msec / ft
Makin tinggi harga Dt pada log sonic makin besar harga porositas batuan.

II.4.3.1 Faktor – faktor yang Berpengaruh pada Kurva Dt
a. Shale
Shale mempunyai porositas besar meski permeabilitas mendekati nol. Sehingga kandungan shale akan memperbesar nilai Dt.
b. Kekompakan batuan
Kekompakan memperkecil porositas sehingga akan menurunkan nilai Dt.
c. Kandungan air
Kandungan air dalam batuan cenderung menyebabkan nilai kurva Dt membesar.
d. Kandungan minyak
Air (terutama air asin) mempunyai sifat penghantar suara yang lebih baik disbanding minyak. Sehingga adanya minyak akan memperkecil nilai Dt.
e. Kandungan gas
Gas merupakan penghantar suara yang tidak baik, sehingga akan memperkecil nilai Dt.

II.4.3.2 Aplikasi log Sonic
• Untuk menentukan sonic porosity ( fs )
• Untuk menentukan volume of clay ( Vs )
• Bersama log lain untuk menentukan litologi
• Time – depth relationship
• Menentukan reflection coeficients
• Mechanical properties
• Menentukan kualitas semen CBL – VDL

II.4.3.3 Prinsip Kerja Log Sonic
• Alat sonic mengukur kecepatan suara / sonic dalam formasi
• Transmitter memancarkan suatu “ pressure pulse” berfrekuensi 25 Hz
• Pulsa ini menghasilkan 6 gelombang, yaitu :
ü Gelombang compressional dan gelombang refraksi shear yang merambat dalam formasi
ü Dua gelombang langsung sepanjang sonde dan di dalam mud
ü Dua gelombang permukaan sepanjang dinding lubang sumur (Pseudo Raleigh dan Stoneley)
• Laju / kecepatan gelombang – gelombang itu antara 4000 sampai 25 000 ft / sec tergantung pada litologi
• Sebuah gelombang compressional merambat dari transmitter via mud ke formasi, lalu merambat dalam formasi, lalumerambat dalam mud lagi untuk mencapai receiver
• Transmitter memancarkan satu pulsa
• Suatu rangkaian electronic mengukur waktu dari pulsa ini sampai waktu dimana “the first negative excursion” dideteksi oleh near receiver
• Transmitter memancarkan satu pulsa lagi
• Diukur waktu dari pulsa kedua sampai waktu dimana “the first negative excursion” dideteksi oleh far receiver.
Beda antara kedua waktu tadi lalu dibagi dengan jarak antara receiver – receiver ( span ) sebesar dua ft menghasilkan formation transit times dalam microseconds / ft (msec / ft ).