Halaman

Selasa, 07 Desember 2010

BOP System

Pengujian BOP Stack

Pelaksanan Uji Tekanan BOP Stack adalah sebagai berikut :
1.Peralatan yang dipakai untuk uji BOP adalah tester plug, tester cup, pompa rig dan hydrolik tester unit.
2.Tester plug dipasang pada pipa bor dan diturunkan ke dalam lubang hingga duduk pada casing head spool.
3.Isi lubang dengan fluida berupa air sampai penuh melalui saluran pengisian lubang dengan menggunakan pompa rig.
4.Buka salah satu dari 2 buah valve 2” yang ada pada casing head spool. Hal ini bertujuan agar pada saat melakukan test BOP bila tester plug bocor maka fluida dapat keluar melalui valve 2” tersebut sehingga tekanan tidak akan membebani casing.
5.Buka HCR valve 4” dan tutup adjustable choke.
6.Tutup annular BOP.
7.Sambungkan hose yang ada pada hydrolik tester unit dengan pressure gauge yang terpasang pada saluran pengisian lubang di stand pipe manifold.
8.Tekan BOP dengan tekanan sebesar 500 psi (low pressure) dan tahan selama 10 menit. Periksa kebocoran pada BOP stack. Lihat chart yang ada pada tester unit.
9.Bila baik, naikkan tekanan pengetesan secara bertahap hingga maksimum 70% dari tekanan kerja BOP stack dan tahan selama 10 – 15 menit.
10.Periksa kebocoran pada BOP stack dan lihat chart yang ada pada tester unit.
11.Bila baik, buang tekanan secara perlahan-lahan melalui saluran buang.
12.Bila pressure gauge sudah menunjukkan angka 0 psi maka buka annular BOP.
13.Dilanjutkan dengan pengujian Back Pressure Manifold.
14.Buka adjustable choke dan semua valve yang ada pada BPM kecuali valve yang menuju ke flare, separator dan mud pit harus tertutup.
15.Isi lubang dan BPM dengan fluida berupa air sampai penuh melalui saluran pengisian lubang dengan menggunakan pompa rig.
16.Lakukan langkah-langkah seperti no 7 sampai 12 diatas.
Untuk melakukan pengujian pada pipe ram BOP langkah – langkahnya sama dengan pengujian yang dilakukan pada annular BOP, namun BOP yang ditutup adalah pipe ram BOP.

Sedangkan untuk melakukan pengujian blind ram langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :
1.Tester plug dipasang pada pipa bor dan diturunkan ke dalam lubang hingga duduk pada casing head spool.
2.Lepaskan drill pipe dari tester plug dan keluarkan drill pipe dari dalam lubang.
3.Isi lubang dengan fluida berupa air sampai penuh melalui saluran pengisian lubang dengan menggunakan pompa rig.
4.Buka salah satu dari 2 buah valve 2” yang ada pada casing head spool. Hal ini bertujuan agar pada saat melakukan test BOP bila tester plug bocor maka fluida dapat keluar melalui valve 2” tersebut sehingga tekanan tidak akan membebani casing.
5.Buka HCR valve 4” dan tutup adjustable choke.
6.Tutup blind ram.
7.Sambungkan hose yang ada pada hydrolik tester unit dengan pressure gauge yang terpasang pada saluran pengisian lubang di stand pipe manifold.
8.Tekan BOP dengan tekanan sebesar 500 psi (low pressure) dan tahan selama 10 menit. Periksa kebocoran pada BOP stack. Lihat chart yang ada pada tester unit.
9.Bila baik, naikkan tekanan pengetesan secara bertahap hingga maksimum 70% dari tekanan kerja BOP stack dan tahan selama 10 – 15 menit.
10.Periksa kebocoran pada BOP stack dan lihat chart yang ada pada tester unit.
11.Bila baik, buang tekanan secara perlahan-lahan melalui saluran buang.
12.Bila pressure gauge sudah menunjukkan angka 0 psi maka buka blind ram BOP.
13.Masukkan drill pipe ke dalam lubang dan sambungkan pada tester plug. Cabut tester plug untuk dikeluarkan dari dalam lubang.
Selain pengujian BOP dengan cara memberikan tekanan kerja maka pengujian juga dilakukan dengan cara buka dan tutup BOP atau yang disebut test fungsi (function test).


Sistem Kontrol

ACCUMULATOR UNIT
Saat awal mulai terjadi well kick adalah merupakan saat kritis yang memerlukan tindakan yang cepat, untuk menghindari membesarnya kick dan membesarnya semburan agar tidak terjadi semburan liar maka diperlukan suatu unit pengendali (PSL control system) yang dapat menyediakan tenaga hidrolik yang terus menerus (otomatis) dapat cepat, mudah, aman dan praktis untuk menutup pencegah semburan liar. Unit peralatan ini di industri pemboran disebut accumulator unit atau closing unit.Disebut accumulator unit karena cairan hidrolik dikumpulkan (accumulates) atau ditimbun di dalam lubang baja di bawah tekanan tinggi dan siap untuk dipakai. Disebut closing unit karena sistem mempunyai fungsi utama untuk menutup (closed) PSL pada saat kick.

Komponen Utama dari Accumulator Unit
1.Botol-botol accumulator, berisi cairan hidrolik yang disimpan dalam keadaan bertekanan tinggi bersama gas nitrogen terkompresi sehingga cairan hidrolik dapat cepat mengalir untuk dipergunakan.
2.Pompa bertekanan tinggi yang dilengkapi dengan hydraulic pressure switch otomatis, sehingga pompa dapat mengisi accumulator setiap saat apabila hidrolik di accumulator turun dan dikembalikan sampai sebesar tekanan kerja accumulator.
3.Control manifold yang terdiri dari valve-valve, pressure regulator mengatur tekanan dan aliran dari cairan hidrolik ke masing-masing PSL.
4.Bejana penampung cairan hidrolik dengan tekanan sama dengan udara luar.
5.Cairan hidrolik yang dipergunakan harus mempunyai kekentalan rendah, tidak mudah terbakar, tidak dapat menyebabkan karat dan memiliki sifat melumasi yang baik dan khusus untuk di laut tidak boleh menyebabkan matinya makhluk laut.
6.Pipa Line 1”, berupa pipa tahan bertekanan tinggi untuk mengalirkan cairan tenaga hidrolik ke PSL dan aliran kembalinya cairan dari PSL ke bak penampung.
7.Remote control, merupakan alat system pengendali accumulator unit dari jarak jauh.

Botol Accumulator Unit
a.Periksa isi nitrogen seminggu sekali
Tekanan precharge nitrogen adalah 1000 psi ± 10% untuk system tekanan kerja 2000 psi dan untuk 3000 psi. Untuk tekanan kerja 1500 psi tekanan precharge nitrogen yang diperlukan 750 psi ± 10%.
b.Periksa seminggu sekali keadaan fluida reservoir, apabila terdapat endapan segera dibuang. Dan isi kembali sampai ketinggian yang disarankan. Pakailah hydraulic oil SAE 10 dan jangan memakai fuel oil, kerosine atau air garam.

Air Operated Pump
a.Penyetelan Hydro-Pneumatic Pressure Switch
•Untuk menaikkan shut off set point, putar spring adjustment nut dari kiri ke kanan.
•Untuk menurunkan shut off set point, putar spring adjustment nut dari kanan ke kiri.

b.Periksa air lubricator seminggu sekali, isi sampai level yang sesuai dengan minyak pelumas SAE 10.
c.Bersihkan strainer dan filter dengan air hangat atau kerosine seminggu sekali.
d.Packing pompa yang mempunyai spring loaded tidak memerlukan penyetelan. Tetapi pompa dengan ”adjustable packing gland” harus dikeraskan secukupnya agar tidak bocor berlebihan.

Electric Triplex Pump
a.Penyetelan electric pressure switch :
•Untuk menyetel ini buka penutup adjustment screw di sebelah kanan switch.
•Untuk menaikkan shut off set point, putar adjusting screw berlawanan arah jarum jam sampai shut off set point dicapai.
•Untuk menurunkan shut off set point, putar adjusting screw searah jarum jam sampai shut off set point di capai.

b.Periksa crankcase-minyak pelumasnya sebulan sekali.
c.Periksa tinggi minyak pelumas sebulan sekali.
d.Packing pompa, periksa seminggu sekali. Pompa dengan ”adjustable packing gland” harus dikeraskan secukupnya agar tidak bocor berlebihan.
e.Strainer, bersihkan strainer seminggu sekali dengan air hangat atau kerosine.

Control Manifold
a.Regulator, dioperasikan penuh sampai range operasinya dan direset kembali pada operating pressure. Memvariasi setting untuk menghilangkan keausan setting permanen pada shear seals.
b.Air Transmiter, air transmiter regulator harus diset pada 15 psi. Jangan dirubah setting ini.
c.Four-way control, berikan grease.
d.Air Cylinder, lumasi piston rod dan air cylinder dengan silicon based lubricant yang berkualitas. Berikan greease mounting bolt dari air cylinder.
e.Check out, seminggu sekali buka lubang inspeksi 4” dan lihat adakah tampak adanya kebocoran aliran saluran buang/kembali regulator, control valve dan relisf valve. Perbaiki atau ganti bila diperlukan.


Susunan Pencegah Semburan Liar

PENYAMBUNGAN PENCEGAH SEMBURAN LIAR
Cara penyambungan Pencegah Semburan Liar, Drilling Spool, Choke Line dan Kill Line secara garis besar ada 3 macam yaitu conventional flange atau disebut flange, studed flange dan clamp hub.Yang pling banyak dipergunakan adalah flange atau ring joint gasket yang distandardkan di API standard 6A.
Ada dua type dasar yaitu 6B, untuk tekanan kerja maksimum 2000, 3000, 5000 psi dan standard 6BX untuk 10000 dan 15000 tekanan kerja maksimum dan khusus untuk 5000 psi tekanan kerja maksimum untuk flange 13 5/8” dan yang lebih besar.
Type 6B flange mempunyai alur (groove) dengan dasar rata dapat dipasang RX atau R ring joint gasket yang berbentuk oval ataupun octagonal saling dapat menggantikan. Tetapi apabila dasar alurnya berbentuk bulat melengkung maka hanya ring joint gasket R yang berbentuk oval dapat dipakai. Untuk type 6BX flange hanya dapat dipasang dengan ring joint gasket type BX.

Ring joint gasket type BX dan RX bersifat pressure energized seal ring sehingga karena adanya getaran maka ring akan bergetar dan akibatnya baut akan mengendor serta memerlukan pengikatan kembali dari waktu kewaktu. Untuk energized ring akan tetap memberikan kerapatan meskipun beberapa baut menjadi kendor.
Studded bolt conection mempunyai karakteristik sama dengan flange hanya saja baut langsung diikatkan pada body yang akan dihubungkan. Dengan jalan ini dapat mengurangi tinggi dari PSL atau yang lainnya karena tidak diperlukan membuat sayap flensa. Clamp type conection juga memerlukan ring joint gasket RX dan BX yang sama dan mempergunakan clamp dengan hanya memerlukan pengikatan 2 sampai 4 baut saja. Cara ini lebih cepat untuk membongkar dan memasangkannya kembali dibanding dengan API flange. Sistem ini sekarang banyak dipakai untuk PSL yang dipakai di onshore maupun di offshore.
Spesifikasi dari conection PSL akan menunjukkan ukuran dan tekanan kerja PSL. Untuk melihatnya dapat diketahui melalui tulisan pada body PSL atau stempel pada flensanya. Ukuran flange dahulu didasarkan pada ukuran nominal yang tidak didasarkan pada ukuran diameter dalam terkecil (minimum vertical bore) tetapi penyebutan ukuran PSL yang baru sekarang ini berdasarkan ukuran minimum vertical bore. Dengan cara penyebutan ukuran yang baru ini antara ukuran nominal size dan minimum vertical bore sama. Sebutan ukuran nominal yang baru ini secara pasti dapat mengetahui berapa ukuran diameter luar dari alat yang dapat dimasukkan ke dalam PSL.

SUSUNAN PSL (PSL STACK ARANGEMENT)
Beberapa pencegah semburan liar yang disusun untuk dipasang pada well head disebut PSL stack. Sangat banyak kemungkinan pemasangan susunan pencegah semburan liar yang mungkin dipasang pada pemboran.
Seperti yang ditulis dalam buletin API RP 53 terdapat macam-macam type susunan PSL stack yang boleh dipakai berdasar tekanan kerja yang akan dihadapi selama pemboran.
Pertimbangan-pertimbangan yang dipergunakan untuk menentukan susunan PSL stack adalah :
-Peraturan pemerintah atau perusahaan minyak ataupun peraturan kontraktor drilling.
-Ukuran fisik, tekanan kerja dan biaya.
-Keluwesan operasi dan keselamatan operasi.

PEMASANGAN PSL
Beberapa masalah yang perlu diperhatikan untuk memasang/menyusun PSL :
•Semua ring groove harus kering dan dibersihkan dari grease.
•Hindari pemakaian sikat baja di dalam pekerjaan membersihkan karena akan dapat merusak permukaannya. Bersihkan dengan kain kering dan periksa dengan teliti adanya kemungkinan yang dapat menyebabkan kebocoran.
•Beri pelumas minyak ringan dan jangan pakai grease.
•Ikat dengan torsi yang cukup pada flange, clamp ataupun pada bonnet.
•Semua sambungan choke line, kill line, relief line dan choke manifold harus minimal sama dengan tekanan kerja PSL.
•Choke line dan kill line harus dijangkarkan dan diikat kuat-kuat.
•Swivel joint pipe choke line dapat memudahkan pemasangan tetapi sebaiknya dihindari dan choke flow line sebaiknya lurus atau boleh melengkung dengan radius besar.
•Memakai swivel joint di kill line tidak apa-apa dan boleh memakai belokan tajam sebaiknya pakai sambungan T.
•Choke flow line akan bekerja dengan fluida bertekanan tinggi dan dengan aliran cepat ini dapat menyebabkan terjadinya erosi dan juga timbul pressure drop yang tinggi sehingga dapat menyebabkan salah pembacaan tekanan annulus. Oleh sebab itu choke line sebaiknya berukuran besar (minimum 3” ID) khusus untuk flow line diverter line usahakan juga dipasang lurus dengan ukuran minimum 6” sebanyak 2 buah dan dilengkapi dengan valve yang bersifat dapat terbuka penuh.

PENGUJIAN PSL
Pengujian PSL adalah penting sekali sebagai usaha pencegahan semburan liar karena banyak peristiwa terjadinya semburan liar karena kegagalan kerja dari PSL, yang diantaranya disebabkan oleh :
1.Peralatan dipasang tidak benar/sempurna.
2.PSL seal gasket dan ring joint bocor karena vibrasi dan pertambahan beban.
3.Casing aus.
4.Kill line dan choke line bocor karena erosi, tersumbat, karena endapan lumpur, semen dan lain-lain.
Hanya satu jalan untuk menjamin kesiapan pencegahan semburan liar dari segi peralatan diantaranya harus dilakukan pengujian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar